Mendaki Atap Pulau Jawa, Gunung Semeru adalah impian bagi setiap pecinta alam. Gunung tertinggi di
Pulau Jawa dengan puncaknya yang bernama Mahameru memilki pesonanya sendiri. Gunung Semeru semakin
terkenal sejak adanya film 5 cm. Untuk yang belum pernah kesana, kamu bisa
dengar dulu lagu Mahameru yang dilantunkan oleh Dewa19. Lagu itu bahkan masih terngiang
di kepalaku karena liriknya yang begitu menggambarkan indahnya suasanan dan kehangatan Mahameru.
Semeru memang seindah itu, seindah di foto, video, dan film-film yang
ada. Oleh sebab itu, kamu harus datang kesana ya! Gunung Semeru memang bukan
gunung pertama yang saya daki, tapi ini adalah gunung ke dua setelah Gunung Prau.
Ini bukan nekat, tapi tekat. Setuju? Katanya naik gunung itu nagih? Nampaknya
kata-kata itu tepat! Walaupun perjalanan menuju puncak sangat jauh dan
melelahkan, but good things never come
easily, right?
Berangkat dari Stasiun Senen menuju Malang, perjalanan kereta Matarmaja
menghabiskan waktu kurang lebih 15 jam. Sesampainya di stasiun Malang Kota
Baru, kami langsung naik angkot menuju Tumpang, lalu kami naik jeep menuju Ranu Pane. Sepanjang jalan
menuju Ranu Pane, kami ditemani oleh pemandangan Bromo yang sangat menakjubkan!
Spot wajib! Di Pertigaan Jemplang Bromo dengan pemandangan Bukit Teletubies. |
Sampai batas pemberhentian, kami naik ojek menuju Desa Ranu Pane yang
menjadi basecamp Semeru. Jangan lupa
pakai buff karena medan perjalanan
penuh dengan debu dan kang ojek membawa motornya seperti perlombaan motor GP.
Jadi kebayang donk gimana rasanya?
Sangat memacu adrenalin guys. Lol
Basecamp Ranu Pane. |
Saya sangat bersyukur karena cuaca cerah dan langit biru menemani
perjalanan kami kala itu. Perjalanan pertama menuju Ranu Kumbolo didominasi
dengan kawasan hutan rindang yang dihiasi dengan pepohonan, jalan setapak,
jurang, dan jalanan yang tidak terlalu menanjak.
Jalan setapak dikelilingi pepohonan. |
Bahagia itu sederhana, kami melihat
Gunung Semeru dari kejauhan! Setapak demi setapak kami lalui, dan tidak terasa hari semakin sore. Sunset di gunung itu gak kalah indahnya
sama di pantai loh! Sunset dengan bonus hamparan awan.
Spotted Mahameru.
|
Setelah
mendengar sedikit suara air dan melewati turunan, rasanya kami senang sekali
karena sudah hampir tiba di area camping.
Tapi ternyata itu adalah Ranu Kumbolo 1 dan kami tetap melanjutkan perjalanan
untuk camping di Ranu Kumbolo 2.
Akhirnya kami
tiba di Ranu Kumbolo dengan langit bertaburan bintang. Perjalanan dari Ranu
Pane menuju Ranu Kumbolo menghabiskan waktu kurang lebih 6 jam. Sekitar jam 7
malam, saya dan teman-teman tiba disana. Kami langsung membangun tenda, berganti pakaian, dan makan.
Indomie seleraku |
Jangan males ganti baju ya, karena keringat campur udara dingin yang menyerap tubuh kita bisa menyebabkan hipotermia! Hal penting lainnya adalah jangan lupa pasang alarm untuk melihat sunrise di Ranu Kumbolo esok hari dan melanjutkan perjalanan menuju Atap Pulau Jawa Gunung Semeru.
Seperti
mendapat kejutan di pagi hari, suasana Ranu Kumbolo nampak sangat cantik. Menunggu
matahari yang akan muncul di antara bukit adalah hal yang tidak boleh
dilewatkan. Salah satu danau air tawar terindah di ketinggian 2.400 mdpl. Airnya
nampak begitu bersih dan jernih terpantul oleh cahaya matahari. Pastinya kita gak boleh mandi, buang sampah
sembarangan, buang air kecil (apalagi buang air besar) disini. Biarlah Ranu
Kumbolo tetap indah seperti ini.
Ranu Kumbolo pagi itu. |
with Prisma |
Setelah mengemas
barang dan perbekalan dari Ranu Kumbolo, kami harus melewati tanjakan cinta
untuk melanjutkan perjalanan ke Kalimati. Tanjakan Cinta ini sebenarnya tidak
telalu terjal tetapi lumayan panjang. Nah konon katanya, jika kita mendaki
Tanjakan Cinta tanpa melihat ke belakang, kisah cintanya akan bahagia. Percaya
atau gak ya?
Lelahnya
perjalanan di Tanjakan Cinta terbayarkan dengan adanya sabana cantik yang
dikelilingi bukit-bukit hijau. Saya benar-benar speechless. Indah banget! Sabana itu bernama Oro-Oro Ombo. Oro-Oro Ombo adalah padang luas yang dihiasi oleh Bunga
Verbena berwarna ungu. Banyak orang mengira kalau bunga ini adalah bunga
Lavender. Tapiii kali ini saya kurang beruntung karena tidak bisa melihat
bunga-bunga itu. Musim kemarau panjang membuatnya kering, terlebih karena bunga
Verbena menyerap banyak air yang diambil dari Ranu Kumbolo. Tapi beneran, tetep
indah!
Oro-Oro Ombo. |
Bunga Verbena kering. |
Setelah itu, kami memasuki kawasan Cemoro Kandang, yang
sesuai dengan namanya yaitu merupakan kandang pepohonan Cemara. Pohon-pohon
cemara indah menemani perjalanan kami menuju Kalimati. Saya sangat menikmati
perjalanan di Cemoro Kandang yang rindang, dan tidak terasa kami sudah tiba di
area Kalimati. Malam ini kami siap untuk mendaki Atap Pulau Jawa, Gunung Semeru.
Tenda kami yang sempat diusir karena salah tempat. |
Perjalanan dari Ranu Kumbolo menuju Kalimati menghabiskan
waktu kurang lebih 4 jam. Kami tiba di Kalimati sekitar jam 1 siang. Akan lebih
baik kamu tiba di Kalimati siang hari supaya bisa beristirahat untuk summit tengah malam nanti. Saat di
Kalimati, kamu bisa menemukan sumber mani, tapi kata teman-teman saya, lokasinya
cukup jauh. Hiks.
Sabana Kalimati. |
Di Kalimati terdapat banyak
Bunga Edelweis yang menghiasi kaki gunung Semeru. Bunga Edelweis adalah bunga
indah yang tidak semua orang bisa melihatnya karena bunga ini tidak tumbuh di
sembarang tempat, dia hanya tumbuh di atas tanah yang memiliki dataran tinggi,
minimal diatas 2.000 mdpl, karena Edelweis bisa tumbuh hanya dengan sinar
matahari yang penuh.
Bunga Edelweis mengandung
filosofi bahwa cinta sejati selalu membutuhkan pengobanan, perjuangan,
kesungguhan dan kedewasaan supaya kita bisa mendapatkan cinta sejati dalam
perjalanan kehidupan ini.
Selanjutnya : Summit Attack Mahameru | Semeru Part-2
0 komentar: