Welcome to Papandayan! |
Banyak yang bilang kalau Gunung Papandayan salah satu gunung
yang cocok untuk pendaki pemula. Sudah banyak pula trip operator yang membuka layanan untuk pergi kesini. Coba aja
cari dengan hashtag
#opentrippapandayan, nah banyak banget tuh
pilihannya. Tapi kali ini saya pergi berdua dengan Tya naik transportasi umum.
Ini rutenya :
Halte Bus Primajasa Cawang (Rp52,000) – Halte Guntur (Naik
angkot Rp25.000) – Simpang Cisurupan (Naik mobil pick-up Rp25.000) – Gunung Papandayan.
Pemandangan pagi Gunung Cikuray dari Simpang Cisurupan. |
Berlokasi di Wilayah Garut -
Jawa Barat, Gunung Papandayan menjadi salah satu gunung favorit untuk
menghabiskan waktu di akhir pekan. Perjalanan kami tak terasa karena malam itu
kami tidur di bus. Sampai akhirnya aku bisa menikmati udara pagi dan melihat
kabut indah yang menyelimuti persawahan dan gunung Cikuray dari mobil pick-up.
Waktu aku lagi ngobrol-ngobrol dengan supir mobil pick-up menuju Gunung Papandayan, pak supir menjelaskan pemandangan yang kami lihat sepanjang jalan; ada Gunung Puntang, Gunung Gede, Gunung Cikuray, dan Telaga Putih. Jadi kepingin kesana deh karena semuanya belum pernah aku kunjungi. Haha.
Waktu aku lagi ngobrol-ngobrol dengan supir mobil pick-up menuju Gunung Papandayan, pak supir menjelaskan pemandangan yang kami lihat sepanjang jalan; ada Gunung Puntang, Gunung Gede, Gunung Cikuray, dan Telaga Putih. Jadi kepingin kesana deh karena semuanya belum pernah aku kunjungi. Haha.
Lalu, pak supir juga cerita kalau pengunjung di Gunung
Papandayan sudah tidak se-ramai dulu karena tiket masuknya sekarang mahal setelah
dikelola pihak swasta (katanya sih pengelolanya sama dengan pengelola wisata
Tangkuban Perahu Bandung). Orang-orang banyak juga yang pergi ke Gunung Cikuray
karena lebih terjangkau harganya. Harga tiket masuk sebesar Rp65.000 membuat aku
dan Tya cukup terkejut karena berdasarkan searching
dari internet yang kami tahu tiket masuknya itu Rp35,000. Tapi ternyata kalau camping tambah lagi Rp30.000. Tapi
setelah kupikir-kupikir tiket Rp65.000 itu
worthit juga lho guys, kenapa?
Me and Tya |
1. Jalan Aspal dan
Banyak Tangga
Berbeda dengan gunung lain yang pernah aku kunjungi, dari
pintu masuk saja jalanannya sudah aspal dan kami langsung disuguhkan
pemandangan yang luar biasa! Tidak begitu banyak tanjakan terjal, topografi landai
membuat kita bisa lebih santai menapakki jalan atau anak tangga sambil
menikmati perjalanan.
Jalanannya sebagian besar udah dibikin tangga begini. |
Mirip di Tangkuban Perahu ya! |
2. Toilet Bersih
Tidak lama kami berjalan dari pos awal, aku melihat ada
rumah kecil yang ternyata itu adalah TOILET! Gak hanya disitu, di beberapa
titik kami juga melihat ada toilet lagi. Di dekat camping ground kamipun ada toilet lagi. Menurutku toiletnya pun
bersih, ada air keran lengkap dengan closet duduk. Jadi gak usah ribet mikirin
BAB, mantep kan?
Ditengah-tengah perjalanan ada bangunan ini, gak cuma satu tapi ada beberapa lho! |
3. Air Bersih
Air minum menjadi salah satu logistik yang paling penting
(dan paling berat) dalam pendakian. Tapi jangan khawatir jika air minum habis
di tengah perjalanan, karena di dekat camping
ground Pondok Saladah dan Gubber Hood terdapat air bersih yang bisa
dikonsumsi. Kamipun sempat menggunakannya untuk memasak indomie.
4. Dilengkapi Petunjuk Arah
Biasanya kalo di gunung tiap persimpangan atau jalan
ditandai dengan tali berwarna supaya kita gak nyasar. Tapi disini, ada tiang
biru yang dilengkapi dengan kode nomor terpancang setiap beberapa meter.
Petunjuk arah lebih jelas. (Kecuali kalau ke Tegal Alun mesti pakai guide ya, karena aku dan Tya pun bingung
jalanannya bercabang banyak)
5. Petugas Pos
Tiang biru penanda jalan. |
Belum sampai camping
ground aja, ada penjaga pos yang wara-wiri. Setibanya di camping ground, kamipun disambut hangat
oleh mereka. Biasanya juga ada sih
penjaga pos begini, tapi aku merasa disini lebih safety karena penjaga pos bener-bener tanya kondisi kita sebelum
dan setelah kita camping. Malam-malam
memastikan makanan kami digantung di pohon karena H-1 sebelum kami camping ada babi hutan yang menyerang
tenda pendaki.
6. Palang Quotes
Ini salah satu bapak penjaganya. |
Dari pintu masuk, dalam perjalanan, dan ketika mau pulang,
kami melihat beberapa palang-palang quotes yang sangat inspiratif dan membuat
kami semakin semangat di perjalanan kalau lagi cape. Kalau baca quotes-quotes
tersebut semakin berasa deh aura positifnya.
7. Banyak Warung
Aku yakin ini pasti kalian paling suka kan! Disini tuh
banyak warung. Di pos awal ada, di tengah jalan ada, di camping ground ada. Makanannya tuh gak cuma indomie lho, tapi ada
nasi goreng, nasi ayam, lumayan banyak deh! Ada satu lagi yang kalah penting,
di warung-warung tersebut juga ada jasa cas HP lho!
Warung tempat makannya buanyakk! |
Pokoknya aku rekomendasi sekali Gunung Papandayan ini, sekali-sekali
cobain ke gunung yuk, siapa tahu ketagihan!
Kalo liat foto di web kamu aku jadi pengen travelling ��
ReplyDeleteHihi iya yahhh, cobain tasya kesiniii sekali-skali ;)
DeleteBtw Papandayan masih suka pedagang yang naik sampai Pondok Salada membawa motor ga kak, jaman ku dulu, muncak ke Papandayan ngantri sama motor trail :( yang udah di modifikasi
ReplyDeleteHi! Masih pada bawa motor, kayanya porter gitu. Huhu. Jalannya jadi susah ya karena ngantri sama motor trail :/
ReplyDelete