featured Slider

Featured Post

Fjällräven Discovery: Leave No Trace. FINALLY BROMO!

Akhirnya ke Bromo! 

Setelah 3x gagal ke Bromo, akhirnya kesampaian juga untuk eksplor keindahan alam Bromo. Pertama, dulu aku ikut klub fotografi di kampus dan akan hunting foto di Bromo, tapi gak dibolehin ortu karena ada pacar ikut. Maklum backstreet, jadi ga dapet restu. Akhirnya DP perjalanan hangus. 

Kedua, aku sudah pesan tiket kereta pulang-pergi dan rencana akan menginap di homestay teman. Tapi 3 jam sebelum keberangkatan batal, karena aku memutuskan untuk ga pergi ke stasiun. Alasannya? Virus Covid yang masih merebak tahun itu.

Ketiga, waktu itu ada kebakaran di Bromo yang disebabkan oknum pre-wedding yang menggunakan flare. Padahal aku dan teman-teman sudah berada di Malang dan memasukkan itinerary untuk eksplor lautan pasir Bromo, dan sekitarnya. Jadi wisata ke Bromo ditutup sementara saat itu.

Di pertengahan tahun 2024, ka Ulfa ngajakkin aku buat ke Bromo untuk ikut Fjällräven Discovery Bromo. Waktunya pas sekali H-1 bulan sebelum keberangkatan kami menuju ke Everest Base Camp. Jadi ini adalah ide yang bagus, sekaligus melatih stamina dengan trekking rute panjang. 


Rediscovering Bromo


Fjällräven Discovery terinspirasi dari Fjällräven Classic Sweden. Fjällräven Classic dimulai dari tahun 2006 dan sudah diadakan di beberapa negara lainnya seperti Korea, USA, Chile, Germany, Denmark, dan UK. Kegiatan outdoor ini dilakukan untuk menginspirasi lebih banyak orang kembali ke alam. 

Konsepnya sederhana tapi sangat bermakna. Kita akan menikmati keindahan alam dengan berjalan kaki, membawa perlengkapan sendiri, dan tentu menjaga alam dengan membawa kembali sampah yang dihasulkan. Gak ada kompetisi di sini, just enjoy the journey and the view!

Fjällräven Discovery Bromo ini versi lebih pendek dan acccessible dari Fjällräven Classic tapi tetap mempertahankan esensi yang sama. Soalnya kalo di luar negeri Fjällräven Classic diadakan dengan rute yang lebih panjang dan waktu yang lama. 

Nature is My Playground


Alasan utama kenapa aku pengen banget ikut Fjällräven Discovery Bromo karena rute yang kita lewati adalah rute spesial yang hanya diakses saat Fjällräven Discovery Bromo aja! Jadi ini bukan rute biasa yang didatangi wisatawan pada umumnya yang biasanya diakses menggunakan jeep. 


Konsep besarnya, ini adalah long trekking dan kita harus membawa semua peralatan pendakian masing-masing. Kita akan melewati lautan pasir bromo yang luas, hutan, savana, perkebunan warga sekitar lebih dari 30 km. Selama 3 hari 2 malam, kami akan menginap di area Bromo dengan sunrise yang cantik sekali! Gak ada reach summit di long trekking ini. Pokoknya nikmati aja perjalan mengelilingi kaldera Bromo. 

Cuaca saat siang hari cukup terik tapi terasa sejuk. Terwajib banget harus bawa buff karena pasir debu Bromo yang berterbangan kencang. Kalau malam hari, suhu justru bisa dingin sekali bahkan bisa sampai dibawah 0 derajat celcius. Di hari kedua, pagi hari terlihat es yang menghiasi tenda kami. Jadi jangan lupa bawa perlengkapan yang sesuai untuk long trekking di Bromo.


Leave with no Trace


Kami disediakan makanan cepat saji seperti; semur ayam, soto, bubur, nasi yang dapat dimasak dan dipanaskan dengan air mendidih. Nah semua sampah yang kita hasilkan termasuk sampah bungkus makanan tersebut harus kita bawa sampai kembali ke garis finish di Hotel Lava View. Sampah tidak boleh ditinggal di area camp. Pokoknya semua peserta turut berkontribusi menjaga kebersihan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. 

Gak heran yah, kalo gak semua titik di area Bromo gak dibuka buat umum. Bukan karena persoalan ladang ganja, tapi gak kebayang aja kalo jalur ini dibuka bakal gimana tanggung jawab orang-orang untuk bawa balik sampahnya. Apalagi area Bromo luas banget!


Oya, sepanjang trek akan ada refreshment point dan ternyata kita disuguhkan minuman dari Tuku! Aseliii ini tuh booster banget. Jadi biasanya di refreshment point itu kita sekalian makan siang juga. Nah setiap kita sampai di refreshment point dan campsite, kita bakal dapet stamp. Setelah menyelesaikan seluruh rangkaian trekking, kita dapet medali. Seru banget kayak habis marathon lari dapet medali gitu.

Buatku, perjalanan ini bukan hanya soal menaklukkan jalur, tapi tentang recharge energy dengan alam dan tentang teman seperjalanan yang membuat perjalanan ini lebih berkesan. Sampai jumpa kembali Bromo! 

_____

Keep in Touch
Thanks for reading!

EVEREST BASE CAMP TREK: AKLIMATISASI DI NAMCHE BAZAAR

Hari ketiga pendakian ke Everest Base Camp via Gokyo, kami tiba di Namche Bazaar. Sebuah desa kecil nan menawan di jantung Pegunungan Himalaya, Nepal. Namche Bazaar terletak di ketinggian 3440 mdpl, kalau di Indonesia kurang lebih seperti berada di Puncak Rantemario, Gunung Latimojong Sulawesi Selatan. Kalo dulu lihat Dataran Tinggi di Dieng atau Dusun Butuh di Lereng Gunung Sumbing yang dibilang Nepal van Java, akhirnya kesampaian juga menginjakkan kaki di Namche Bazaar!

Biasanya para pendaki akan melakukan aklimatisasi di Namche Bazaar sebelum melanjutkan perjalanan ke Everest Base Camp atau gunung-gunung lainnya di Himalaya. Kami menginap dua malam di Hotel Snow Land, Namche Bazaar. Penginapan di sini masih dilengkapi dengan kamar mandi dalam dan fasilitas charging gratis. Tapi aku sempat menggunakan fasilitas air hangat untuk mandi dan membayar sebesar 600 NPR (sekitar Rp70ribuan).

Vlog: Part-1 14 Days Everest Base Camp via Gokyo

Aklimatisasi adalah penyesuaian tubuh dengan ketinggian tertentu. Perumpamaannya seperti ini; aku pernah mendaki ke Gunung Kerinci di ketinggian 3805 mdpl, sedangkan titik yang akan kucapai lebih dari 5000 mdpl, yaitu Gokyo Ri, 5357 mdpl, Kala Pathhar 5644 mdpl, dan Everest Base Camp 5364 mdpl. Jadi tubuh ini harus beradaptasi dengan suhu dan ketinggian agar dapat bertahan hingga titik tujuan.

Dari Namche Bazaar, aku akan aklimatisasi ke Sagarmatha Next (3775 mdpl) dan Hotel Everest View (3800 mdpl), lalu kembali ke Namche Bazaar lagi. Begitulah cara kerja aklimatisasi, naik-turun ketinggian untuk beradaptasi. Hal ini harus dilakukan untuk menghindari resiko terkena penyakit ketinggian Acute Mountain Sickness (AMS).


Namche Bazaar menawarkan perpaduan sempurna antara keindahan alam dan alam yang menakjubkan dan kekayaan budaya Sherpa yang unik. Mungkin sebagian besar orang menganggap Sherpa adalah sebutan untuk porter dan identik sebagai pemandu lokal. Tapi sebenarnya Sherpa adalah nama suku! Sherpa adalah kelompok etnis yang berasal dari Tibet Timur. 

Mereka terkenal karena ketangguhannya untuk bertahan dalam ketinggian ekstrem dan kekuatannya untuk membawa barang-barang pendakian dalam jumlah besar. Dalam kehidupan sehari-hari, Sherpa memiliki mata pencaharian sebagai petani dan peternak. 

Namun dalam dunia pendakian, Sherpa bekerja sebagai pemandu lokal atau porter yang bertanggung jawab atas keselamatan para pendaki dan memastikan kebutuhan pendakian cukup. Tapi sebenarnya tidak semua porter yang membawa barang pendakian disebut Sherpa karena belum tentu mereka berasal dari Suku Sherpa.

Salah satu tokoh Sherpa yang terkenal adalah Sherpa Tenzing Norgay, yang menjadi deretan orang pertama dan menemani Sir Edmund Hillary ke Puncak Everest, Puncak Tertinggi di Dunia pada tahun 1953. Akupun sangat beruntung dan bersyukur, pemandu lokal kami Pasang dan Phuri juga adalah Sherpa yang sangat tangguh dan passionate dalam dunia pendakian. Bagiku kehadiran Sherpa sangat penting dalam pendakian kami menuju ke Everest Base Camp.


Bisa dibilang Namche Bazaar adalah desa dengan fasilitas yang sangat lengkap dan memanjakan mata. Selain penginapan, ada banyak restoran, kafe, toko perlengkapan outdoor, toko souvenir, salon, hingga apotek! Rasanya aku ingin stay lebih lama untuk eksplor Namche Bazaar. Ada beberapa tempat lain yang bisa kita kunjungi saat berada di Namche Bazaar seperti Museum Sherpa dan Sagarmatha National Park Museum.

Hujan sepanjang hari menemani perjalanan kami saat melakukan aklimatisasi. Tapi aku senang sekali bisa menyempatkan diri untuk mengunjungi Sagarmatha Next. Sebuah tempat yang mengusung sustainability dan waste management yang ada di Pegunungan Himalaya. Bayangkan ada tempat semacam ini di ketinggian sekitar Gunung Rinjani lho! Tempat ini hanya berbeda 200 meter elevasi sebelum Hotel Everest View. Pastikan kamu mengunjungi Sagarmatha Next saat aklimatisasi ya!

Hotel Everest View terkenal akan panorama Gunung Everest dan deretan pegunungan Himalaya lainnya saat cuaca cerah. Sayangnya, saat itu cuaca hujan sehingga gunung es terlihat menampakkan saljunya tipis-tipis. Tapi sebenarnya, aku penasaran juga lho kalau menginap di Hotel Everest View itu kayak gimana ya? Kali aja next time ada kesempatan untuk berkunjung lagi.

Tonton video perjalananku menuju ke Everest Base Camp di channel Youtube: Pinktravelogue ya! Semoga bisa menjadi referensi perjalananmu dan selamat mendaki online!

_____

Keep in Touch
Thanks for reading!

PERLENGKAPAN BUAT KE EVEREST BASE CAMP TREK

Perjalanan ke Everest Base Camp di Nepal adalah perjalanan yang aku nanti-nantikan. Sebelum ke Everest Base Camp, tentu persiapan fisik dan mental sangat penting. Selain itu juga harus didukung dengan perlengkapan yang sesuai. Menurutku persiapan yang baik bisa menunjang performa kita juga saat di trek nanti.

Apalagi berbeda dengan pendakian di gunung-gunung Indonesia yang punya iklim tropis, pendakian kali ini tentu akan lebih dingin! Pendakian ke Everest Base Camp via Gokyo memakan waktu sekitar 14 hari. Berikut ini aku spill perlengkapan apa aja yang aku bawa: 


Perlengkapan-perlengkapan tersebut akan dibagi dalam dua tas. Ada duffle bag yang akan dibawa oleh porter, yang berisi perlengkapan yang tidak dibutuhkan saat trek. Lalu ada tas daypack yang akan kita bawa sendiri selama trek Everest Base Camp. Perlengkapan yang ada dalam tas kita adalah perlengkapan essentials yang kita butuhkan saat di trek. 

What to Bring in Daypack?

  1. Jaket & Celana Hujan
  2. First Aid Kit
  3. Paspor dan Uang Cash
  4. Waterbladder/Tumbler
  5. Powerbank
  6. Outer Jacket
  7. Down Jacket
  8. Merino Buff
  9. Cap/Bucket Hat
  10. Kacamata Hitam
  11. Touchscreen Gloves
  12. Trekking Pole
  13. Sunscreen Spray & Lipbalm SPF
  14. Snacks
  15. Headlamp
  16. Mini Tripod
  17. Camera & Gopro

EBC Packing List Template

Shop Here 

Outfit 
● Long Hiking Pants https://s.shopee.co.id/3VUS4zWHNG
● Shorts Hiking Pants https://s.shopee.co.id/5Kw6GNkPfx
● Trekking Shoes https://s.shopee.co.id/5ptd0epWxI
● Midlayer Fleece Jacket https://s.shopee.co.id/2VdB573rLV
● Buff Merino Wool https://s.shopee.co.id/3fnsHKqu6y
● Foldable Bucket Hat https://s.shopee.co.id/9KSF1lM3ju
● Rain Coat https://s.shopee.co.id/3Av4xI5Oil
● Carrier https://s.shopee.co.id/8pZRdpRpUu 

Electronics 
● Pink Phone Case https://s.shopee.co.id/gBWu4g0u4
● Tripod Tinggi https://s.shopee.co.id/9UlfEEYz58
● Headlamp https://s.shopee.co.id/1g2ntqovXO
● USB C Hub https://s.shopee.co.id/2LJktGfEjB
● SD Card https://s.shopee.co.id/9UmvQT8bn3
● Gopro https://s.shopee.co.id/60D3GGtwZT

Others 
● Waterbladder https://s.shopee.co.id/5KzZUysZOW
● Insulated Tumbler https://s.shopee.co.id/2VdB5I380x
● Foldable Spork https://s.shopee.co.id/3fnsHTmr8N
● Foldable Ultralight Umbrella https://s.shopee.co.id/LXQJMqLHw
● Tisu Bambu https://s.shopee.co.id/30YBUNQZms
● Hand Warmer https://s.shopee.co.id/2Az4Urtfrs
● Hanger Lipat https://s.shopee.co.id/7KiQqY2SEb
● First Aid Pouch https://s.shopee.co.id/9pOVd0TKeB
● Hand Sanitizer Portable https://s.shopee.co.id/LYgVndTTI
● Alat Penggerus Obat https://s.shopee.co.id/3LB1tGVdhP


Things to Remember:

- Travel lightDuffle bag yang dibawa porter sekitar 20-25 kg (untuk 2 orang). Kalau aku timbang daypack-ku sekitar 5-6 kg sudah termasuk air dan perlengkapan yang aku sebut di atas. Para porter juga akan membawa perlengkapan pribadi mereka. Usahakan travel light agar tidak over kapasitas.

- Take More Cash. Pembayaran di tea house rata-rata menggunakan uang cash. Termasuk jika ingin naik transportasi kuda, pembayaran tunai dengan dollar. Tapi kalau di store yang agak besar bisa pakai kartu/cashless

- Check Passport Validity. Pastikan masa berlaku paspor aman. Kunjungan ke Nepal menggunakan Visa on Arrival menggunakan dollar. Visa dibayar saat tiba di Bandara Tribhuvan Kathmandu.

Semoga konten ini bermanfaat!

_____

Keep in Touch
Thanks for reading!

Serba-serbi Peluang dan Tantangan Travel Blogger

Hi!

Mungkin, bisa dibilang aku belum lama berkecimpung di dunia ini dibanding travel blogger senior inspiratifku seperti Mba Trinity dan Mas Ariev Rahman. Tapi siapapun bisa menulis pengalamannya di platform ini toh?


Awal Mula Jadi Travel Blogger 


Aku lulusan Desain Komunikasi Visual Universitas Tarumanagara, lulus diwisuda tahun 2014. Aku anak perempuan satu-satunya, anak kedua dari tiga bersaudara. Dulu aku gak dapat privilege buat jalan-jalan. Larangan orang tua yang protektif ya itu salah satu alasannya. Faktor lain ya karena faktor keuangan karena traveling juga butuh uang.


Dulu, traveling itu hal yang sulit aku dapatkan izinnya. Jadi setiap kali bisa keluar aku mau buat pengalaman itu jadi hal yang tak terlupakan. Awal mula menulis blog sebenarnya untuk kenang-kenangan aja. Rasanya, tulisan di blog itu jadi oleh-oleh yang tak lekang oleh waktu. 

Buatku, bisa traveling sekarang itu privilege karena dulu gak ada kesempatannya dan susah dapet izinnya. So, I wanna make the best of it!

Waktu masih jadi anak ahensi, aku memanfaatkan waktu weekend dan cuti untuk traveling. Yes! Dulu aku graphic designer yang saat ini menjadi travel blogger/content creator. Ada yang gitu juga kan pastinya? Kuliahnya apa, tapi jadinya malah apa. But, that's okay! Awalnya dulu aku traveling yang dekat, misal di Jakarta karena domisiliku di Jakarta, ikut open trip yang diadakan akhir pekan sabtu-minggu, atau one day trip aja. 

Di sela kesibukan menjadi graphic designer di ahensi tadi, aku mulai mengisi tulisan di blog dan upload foto-foto perjalanan juga di Instagram. Seiring berjalannya waktu, ada tawaran pekerjaan untuk mengulas produk di blog. Aku dihubungi via direct message di Instagram. Saat itu, kali pertama aku merasa menemukan potensi dan peluang dari menulis blog. Aku senang sekali! Ternyata tulisanku di blog ada yang baca dan berpotensi menghasilkan uang. 

Dari Hobi Jadi Profesi 


Akhirnya setelah hampir 6 tahun bekerja di kantor ahensi, aku resmi resign jadi budak korporat dan menjadi fulltime travel blogger dan freelancer. Perjalanan menjadi travel blogger sesungguhnya baru dimulai. Pendapatanku tidak tetap dan harus berusaha lebih untuk mendapatkan uang.

Selanjutnya, aku mencoba untuk mengikuti beberapa lomba blog, lomba foto, dan lomba video. Semua informasinya kudapat dari website serbakuis. Kadang menang, kadang kalah. Tapi ya namanya juga usaha. Hadiah dari lomba-lomba yang pernah kudapat itu bervariasi; dari voucher pulsa, voucher staycation, barang elektronik, uang, hingga paket trip. 


Selain itu, karena aku suka posting di instagram juga, beberapa klienpun datang dari sana. Diajak gabung ke komunitas, ajakan barter produk, hingga mendapat networking. Sesungguhnya aku ini introvert, tapi di dunia ini, sosialisasi, komunikasi, dan membangun networking itu penting. 

Sebenarnya ada berbagai peluang usaha yang bisa didapat dari menulis blog. Berdasarkan pengalamanku, pendapatan dari blog antara lain bisa didapat dari menulis ulasan produk, jasa, hotel, tempat wisata, liputan acara, serta menjadi narasumber. Selain itu, bisa dari program afiliasi dengan menautkan link atau kode tertentu pada tulisan di blog. 

Apalagi sekarang ada sebutan populer di generasi Gen Z yaitu profesi content creator yang membuat konten bukan di blog tapi juga di media sosial lainnya seperti Tiktok, Instagram, dan Youtube. Itu yang aku lakukan untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan media sosial. Padahal dulu akupun gak bisa bikin video.


Apa Enaknya Jadi Travel Blogger?


Travel blogger melalukan perjalanan dan membagikan pengalaman melalui blog dan media sosial lainnya. Punya blog sendiri, enaknya aku bisa menulis apapun yang aku mau; misal tentang referensi tempat wisata, tips & trick, dan itinerary wisata. Terlebih secara lebih mendetail karena di platform blog, kita juga memasukkan foto, video, dan link. 

Enaknya jadi travel blogger tentu kita bisa jalan-jalan gratis, cobain produk, jasa, atau staycation gratis. Selain itu yang gak kalah penting adalah bisa ketemu orang-orang baru bahkan orang-orang hebat yang gak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa aku akan bertemu sosok itu. Misalnya waktu aku naik kereta panoramic bareng pak Sandiaga Uno atau bisa jalan-jalan bareng ka Rikas Harsa, idolaku sejak zaman MTMA. Kalo kalian traveler, pasti dulu pernah nonton program TV ini kan?


Beberapa klien menganggap blog ini sebagai bagian dari media/jurnalis. Travel blog membawaku ke tempat-tempat indah di Indonesia. Aku menulis liputan acara atau destinasi dan juga menghasilkan pendapatan dari hal tersebut. Misalnya waktu liputan Festival Lewetaka di Banda Neira dan Hutan Perempuan di Jayapura bersama Econusa. 

Hingga akhirnya mendapat kesempatan untuk menjadi salah satu Ambassador Anugerah Pesona IndonesiaMungkin itu salah satu yang membedakan kami dengan kreator lain, kami punya platform ini. Platform blog yang tulisannya akan selalu ada di halaman pencarian google. Begitupun kata Alm. Muh. Syafaat founder Anugerah Pesona Indonesia, beliau pernah mengatakan bahwa blog adalah rumah kami. 

Tantangan Jadi Travel Blogger


Memulai perjalanan menjadi travel blogger, kita pasti mengeluarkan biaya sendiri untuk keluar kota atau keluar negeri. Konsisten jalan-jalan juga jadi tantangan. Rasanya kalo gak jalan-jalan jadi gak ada konten karena sebagian besar konten perjalanan ya dibuat di luar rumah. 

Perlu diketahui juga untuk memulai ini, awalnya pun kita membutuhkan modal. Membuat blog memang gratis, tapi untuk keluar jalan-jalan butuh transportasi, butuh ide membuat konten, butuh pulsa untuk paket wifi, membayar domain, dan perintilan lainnya. 

Proses memiliki dan mempertahankan platform ini tidak mudah. Perkembangan digital dan media sosial yang semakin populer, aku anggap sebagai kesempatan untuk memperluas networking. Aku tetap menaruh link artikel pada profil media sosial dan membagikan link blog post ke media sosial lainnya.


Beradaptasi dengan media sosial, aku juga pernah membuat microblog, dengan memadukan unsur foto dan tulisan sehingga lebih menarik perhatian pembaca. Sebagai lulusan Desain Komunikasi Visual, sedikit banyak ilmu desainku ternyata bisa kepake juga nih.

Sama seperti penyanyi, koki, dan profesi lainnya, blogger/content creator juga sudah ada banyak sekali. Tentu ini menjadi tantangan juga bagaimana kita bisa bertahan di industri ini. Aku sendiri berusaha membangun personal branding-ku agar terlihat berbeda dibanding yang lain. Sedikit lebih beda lebih baik daripada sedikit lebih baik kan?


Aku berusaha beradaptasi dengan perkembangan zaman, menjalin networking, dan terus belajar untuk menilik topik unik dari perjalananku. Suatu hari nanti, aku ingin sekali menulis buku. Semoga bisa terwujud. Terima kasih untuk dukungan teman-teman para pembaca blog ini. Jangan lupa follow media sosialku juga yang tertera di bawah ini ya!

_____

Keep in Touch
Thanks for reading!

Malam Puncak Anugerah Pesona Indonesia 2023 di Ambon Maluku

Halo Basudara Samua!  

Senang sekali rasanya bisa menginjakkan kaki The City of Music Ambon Maluku. Sebelumnya aku pernah ke sini untuk transit ke Banda Neira. Tapi dalam kesempatan ini, aku akan eksplor beberapa tempat di Kota Ambon dan menghadiri malam puncak Anugerah Pesona Indonesia 2025. 

Tahun 2023 merupakan penyelenggaraan Anugerah Pesona Indonesia ke-8. Kali ini malam puncak API Award diadakan di Kota Ambon tepatnya di Plaza Presisi Mapolda Maluku, Tantui Kecamatan Sirimau.   


Para nominasi daerah sebelumnya telah melakukan kampanye dan promosi, melalui Instagram, Youtube, dan Facebook Vote, SMS Premium, dan melalui Travel Talk Instagram Live bersama @apiaward. Berikut para pemenang Anugerah Pesona Indonesia 2023;

1. Kategori Makanan Tradisional

  1. Sukong Latuhalat, Kota Ambon Maluku
  2. Tumi Lompok Ayam, Kabupaten Kampar, Riau
  3. Gebung Asam, Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan

2. Kategori Minuman Tradisional

  1. Jus Nipah, Kabupaten Aceh Selatan, Aceh
  2. Jamu Jun, Kota Semarang, Jawa Tengah
  3. Cascara Tea Kerinci, Kabupaten Kerinci, Jambi


3. Kategori Promosi Pariwisata Digital

  1. Ngurbloat Smart Tourism, Kabupaten Maluku Tenggara
  2. Aplikasi Disbudpar OKI, Kabupaten Ogan Komering Ilir
  3. IG @kuansingbacarito, Kabupaten Kuantan Singigi

4. Kategori Brand Pariwisata

  1. The Spice Island, Provinsi Maluku
  2. Chic of Buton, Kabupaten Sulawesi Tenggara
  3. Complete Destination, Provinsi Sulawesi Tengah

5. Kategori Destinasi Belanja

  1. Viera Oleh-oleh, Kota Pekanbaru, Riau
  2. Penampungan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat
  3. Pasar Kamu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara

6. Kategori Cenderamata

  1. Lurik Klaten, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah
  2. Batik Gajah Mungkur, Kabupaten Gresik, Jawa Timur
  3. Batu Giok Nagan, Kabupaten Nagan Raya, Aceh

7. Kategori Wisata Air

  1. Ranau Rafting, Kabupaten OKU Selatan Sumatera Selatan
  2. Laha Muck Diving, Kota Ambon, Maluku
  3. Arung Jeram Lae Kombih, Kota Subulussalam, Aceh

8. Kategori Olahraga dan Petualangan

  1. Jelajah Bumi Wali Offroad, Kabupaten Demak, Jawa Tengah
  2. Namrinat Green Adventure, Kabupaten Buru Selatan, Maluku
  3. Bukit Pinteir, Kabupaten Bangka Tengah, Bangka Belitung

9. Kategori Ekowisata

  1. Mangrove Sanleko, Kabupaten Buru, Maluku
  2. Ekowisata Sukorejo, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi
  3. Lut Atas, Kabupaten Bener Meriah, Aceh

10. Kategori Dataran Tinggi

  1. Taman Meditasi Kukmomor Kisar, Kabupaten Maluki Barat Daya, Maluku
  2. Gunung Gajah, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah
  3. Bukit Jukoh Kayu Kambing, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan

11. Kategori Kampung Adat

  1. Kampung Adat Sebujit, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat
  2. Kampung Adat Nunungongo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur
  3. Rumah Baghi Desa Bangke, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan

Replika Rumah Adat Sebujit, Bengkayang Kalimantan Barat

12. Kategori Situs Bersejarah

  1. Museum Kota Langsa, Kota Langsa, Aceh
  2. Situs Kapitan Joncker de Manipa, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku
  3. Kawasan Seribu Menhir, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat

13. Kategori Atraksi Budaya

  1. Atraksi Prajurit Keraton, Kota Surakarta, Jawa Tengah
  2. Tari Lading, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, Sumatera Selatan
  3. Sepak Rago Tinggi, Kabupaten Kuantan Singigi, Riau

14. Kategori Festival Pariwisata

  1. Festival Tanjung Waka, Kabupaten Sula, Maluku Utara
  2. Festival Lansek Manih, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat
  3. Festival Serapungan Musi, Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan

15. Kategori Destinasi Kreatif

  1. Tembiring Creative Fun, Kabupaten Demak, Jawa Tengah
  2. Wahana Tirto Mulyo, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan
  3. Keramba Cinta Sawai, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku

16. Kategori Destinasi Unik

  1. Kampung Inggris Tempirai, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, Sumatera Selatan
  2. Galeri Motor Bandong, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat
  3. Geothermal Karun Watuwawer, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur

17. Kategori Destinasi Baru

  1. Gua Nahoro, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur
  2. Pracima Tuin, Kota Surakarta, Jawa Tengah
  3. Asia Heritage, Kota Pekanbaru, Riau

18. Kategori Surga Tersembunyi

  1. Air Terjun Pria Laot, Kota Sabang, Aceh
  2. Meatimiarang, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku
  3. Air Terjun Talisewu, Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara


Selamat untuk Juara Favorit yang memperoleh voting tertinggi yaitu Museum Langsa Aceh dan Juara Umum 2023 yang memperoleh penghargaan terbanyak yaitu Provinsi Maluku. Anugerah Pesona Indonesia tahun 2024 ditiadakan, sampai jumpa di Anugerah Pesona Indonesia ke-9 tahun 2025 di Bengkayang, Kalimantan Barat!

Buka Mata, Indonesia itu Indah!

__

Keep in Touch
Thanks for reading!

Naik LRT Jabodebek Ada Water Refill Station lho!


Akhirnya setelah penantian panjang, LRT Jabodebek resmi beroperasi untuk umum. Perjalanan dari rumah kali ini, aku berangkat dari LRT Jakarta Pegangsaan Dua - Velodrome, lanjut naik Transjakarta koridor 4 turun di halte Dukuh Atas. Lalu keluar dari halte menuju stasiun LRT Dukuh Atas yang lokasinya gak terlalu jauh dari situ. 

Btw LRT Jakarta yang aku naikki dari Pegangsaan Dua - Velodrome itu gak nyambung ya sama LRT Jabodebek. Dari segi ukuran dan perusahaan yang menanganinya juga beda. Tapi buat warga Kelapa Gading, Pulomas, Rawamangun, dan sekitarnya seperti aku memang LRT Jakarta ini sangat membantu. 

LRT Jabodebek kereta tanpa masinis.

LRT Jabodebek dikendalikan tanpa masinis, dengan sistem kendali kereta berbasis komunikasi (CBTC: Communication Base Train Control) Grade of Automation tingkat 3. Tapi gak perlu khawatir, karena di dalam kereta juga ada Train Attendant untuk memastikan perjalanan kita lancar.

Saat ini, LRT Jabodebek melayani rute pelayanan perjalanan dari Dukuh Atas ke Cibubur dan Bekasi. Tentu rute ini menguntungkanku juga karena aku jadi punya opsi transportasi yang lebih mudah, murah, tanpa macet menuju daerah Cibubur dan Bekasi dari Jakarta Utara.  

Line 1 Stasiun Harjamukti, Ciracas, Kampung Rambutan, TMII 
Line 2 Stasiun Dukuh Atas, Setiabudi, Rasuna Said, Kuningan, Pancoran, Cikoko, Ciliwung, Cawang
Line 3 Stasiun Jatimulya, Bekasi Barat, Cikunir 1, Cikunir 2, Jatibening Baru, Halim
Stasiun Sentral Transit ada di Stasiun Cawang. 


Untuk saat ini tarifnya masih flat Rp5000 sampai 30 September 2023. Lalu tarif promo hingga Februari 2024 akan dikenakan sebesar Rp20.000 untuk jarak terjauh. Namun untuk ke depannya tarif akan dikenakan sebesar Rp5000 untuk 1km pertama dan Rp700/kilometer selanjutnya. Pembayaran dapat menggunakan kartu elektronik, seperti e-money, link aja, Kartu Multi Trip (KMT).

Biaya Transportasi yang aku keluarkan dari Kelapa Gading - Cibubur:
  • LRT Jakarta Pegangsaan Dua - Velodrome Rp5000
  • Transjakarta Pemuda Rawamangun - Dukuh Atas Rp3500
  • Stasiun LRT Dukuh Atas - Stasiun LRT TMII Rp5000*

Bisa dibilang penggunaan LRT Jabodebek saat ini masih dengan waktu yang terbatas. Jadi pastikan kita mencari tahu waktu keberangkatan awal dan akhir LRT Jabodebek. Untuk saat ini, Stasiun Halim juga belum dapat digunakan untuk naik-turun penumpang karena sedang ada pengerjaan kereta cepat Jakarta-Bandung.

Oya setelah naik LRT Jabodebek, menurutku ada 3 hal yang diupayakan untuk mengajak masyarakat sama-sama menjaga lingkungan; 

Kurangi Polusi Naik Transportasi Umum

Pembangunan infrastruktur transportasi di Jakarta sudah makin berkembang. Walaupun masih ada yang harus ditingkatkan, tapi harus kita dukung. Dalam hal mengurangi polusi udara dan kepadatan kendaraan di Jakarta, ada beberapa moda transportasi publik yang bisa kita gunakan. Selain Bus Transjakarta, commuter line, MRT, LRT Jakarta, juga ada LRT Jabodebek yang baru saja rilis. Sudah coba?

Water Refill Station Kurangi Sampah Botol Plastik 

Satu hal yang patut diancungi jempol adalah penyediaan water refill station yang aku lihat di Stasiun Dukuh Atas. Aku juga pernah melihat hal sejenis di Stasiun Gambir. Ini menjadi green movement yang bisa diimplementasi juga di tempat lainnya untuk mengurangi sampah botol plastik. Jika kita membawa botol minum sendiri, kita bisa isi ulang air seperti di negara Singapura.  

Tempat Sampah Pilah

Harapanku semoga kita sebagai masyarakat bisa menjaga fasilitas yang ada dan tidak membuang sampah sembarangan. Tempat sampah pilah sudah disediakan di stasiun. Pilah sampah harusnya juga jadi bagian dalam lifestyle kita. Semoga sampah yang dipilah dapat didistribusi/diolah dengan baik. 

Vibes-nya berasa kaya di Singapore ya

Pada Stasiun LRT Dukuh Atas terdapat Jembatan Penyeberangan (JPM) yang menghubungkan LRT Jabodebek dengan moda transportasi umum lainnya seperti; Bus Transjakarta, Stasiun KRL Sudirman, MRT Dukuh Atas, dan Kereta Bandara. 

Bersamaan dengan pembukaan JPM Dukuh Atas, ternyata ada Festival Kuliner Nusantara 'Jalur Negeri Rasa' hingga 30 September 2023. Untuk ke depannya semoga tetap ada gerai-gerai makanan juga, soalnya pas gak sengaja lewat aja bawaannya jadi pengen jajan, terus ada tempat makannya juga. 

Senangnya bisa eksplor Jakarta lebih mudah karena didukung dengan transportasi umum yang semakin nyaman. Yuk kita naik transportasi umum!

__

Keep in Touch
Thanks for reading!

Join Over 75k + Subscribers