Musim penghujan gini kadang membuat kita suka males keluar
rumah. Walaupun sudah melihat ramalan cuaca, kadang suka meleset juga. Kadang
pas pergi cuaca cerah tapi di tengah jalan bisa mendung dan hujan. Tapi, jangan
sampai musim hujan menjadi penghalang liburan kamu ya! Setelah beberapa kali
berlibur dan mendapatkan cuaca yang tidak diinginkan, saya mendapatkan
pengalaman luar biasa.
Kabut Opacity 100%
Pengalaman pertama saya mendaki gunung nampaknya kurang
mengenakkan. Rasanya saya gak sabar
menbuka tenda di pagi hari dan langsung menikmati pemandangan Gunung Prau kala
itu.
Tapi semua mimpi itu sirna seketika. Pagi itu, kami bangun
pagi untuk melihat golden sunrise. Lalu kami sarapan, dan pergi ke Bukit Teletubies yang juga tidak begitu nampak. Puncak Prau tertutup kabut opacity 100% dan langit yang benar-benar
kelabu. Saya kecewa.
Kabut lembut |
Pengalaman lain yang tidak terlupakan adalah betapa waktu
Tuhan sangat tepat. Begitu saya sampai di basecamp,
saya dan Anti sedang bersih-bersih di salah satu warung yang menyediakan kamar
mandi dengan heater. Tidak lama setelah itu, hujan mengguyur area
kami. Mengguyur, ya hujan deras! Saya gak
tahu apa yang akan terjadi jika hujan turun disaat kami masih trekking.
Tidak hanya itu saja, dalam perjalanan pulang menuju
Jakarta, kami mendapat kabar bahwa ada beberapa pendaki asal Jakarta yang
tersambar petir di waktu kami turun Gunung Prau. Saya merasa sangat bersyukur sekali. Setidaknya saya masih
bisa menikmati golden sunrise, saya
menikmati kabut lembut walau Gunung Prau tak nampak, saya gak kehujanan saat naik dan turun gunung, dan terlebih lagi saya
pulang dengan selamat.
Indah Tak Selalu Biru
Perjalanan saya ke Stone Garden Bandung ditemani oleh cuaca
yang galau. Kadang hujan, kadang berhenti. Sampai saya ribet sendiri
keluar-masukin payung dari tas. Kami gak berlama-lama disana karena cuacanya sangat mendung dan beberapa nampak kilat.
Ditambah langit yang mendadak jadi abu-abu gelap banget. Tapi, indah gak selalu
dengan langit biru kan?
Langit yang jadi dramatis! |
Salah satu kelebihan kesini waktu musim hujan itu,
rumput-rumputnya lebih berwarna hijau. Kalau musim kemarau, tanahnya lebih
gersang dan kecoklatan. Kalau kekurangannya ya walaupun gak hujan, tapi bekas hujan kadang membuat tanahnya jadi lembek. Jadi sama yah kayak manusia, ada kekurangan
dan kelebihan. Lol.
Satu hal yang pasti kalo hujan turun, kamu wajib langsung turun soalnya areanya luas dan berada di perbukitan gitu. Hati-hati bisa tersambar petir!
Borobudur Mendadak
Sepi
Satu hari sebelum keberangkatan saya ke Yogyakarta, ada
berita mengenai hujan angin hebat disana. Namun setibanya di Jogja, kami
disambut matahari pagi dan cuaca yang baik. Salah satu agenda kami adalah mengunjungi Candi Borobudur. Saya
pernah kesana sebelumnya tapi sudah lama sekali.
Dalam perjalanan menaiki anak
tangga Candi Borobudur, lagi-lagi cuaca mulai mendung dan alhasil ketika sedang
di bagian atas Candi Borobudur, hujan turun. Hujan turun, orang-orang juga
turun tetapi tidak buat saya. Karena saya bawa payung, saya tetap berjalan dan
menikmati Candi Borobudur. Yang paling enak, bisa foto sepuasnya karena areanya
jadi sepi!
As long as I have my pink umbrella, that's ok! |
Jadi, percaya deh jalan-jalan waktu musim hujan ada
hikmahnya juga. Biarpun agak basah-basahan tapi seru dan pasti ada aja
ceritanya. Yang penting, jangan males bawa payung!
So, summer or rainy
day, the most important things are how you enjoy the moment! Happy holiday!
0 komentar: