Welcome to My Hometown!
Jakarta
adalah ibu kota negara yang ramai dan sibuk siang-malam. Selain menjadi pusat
pemerintahan, kota metropolitan terbesar di Asia Tenggara ini juga memiliki
berbagai tempat wisata. Ditengah padatnya kota Jakarta, saya dan Will mencoba
untuk jalan-jalan keliling Jakarta menggunakan public transportation.
Mungkin
buat yang bosen mau nge-date kemana, weekend getaway mau kemana, kamu bisa
coba jalan-jalan keliling Jakarta menggunakan public transportation. Anggap saja perjalanan ini sebagai olahraga
untuk membuang kalori. Jangan lupa top up
kartu elekronik untuk naik bus Transjakarta ya!
|
Melawan angin kencang diatas puncak Monas.
Kalau Paris punya menara Eiffeel dan Korea punya N-Seoul Tower, Jakarta punya Monumen Nasional! Tugu monas merupakan salah satu landmark teritinggi di kota Jakarta. Disini kita bisa melihat bangunan-bangunan pencakar langit dan kota Jakarta dari berbagai sudut. Para pelancong pasti gak melewatkan momen untuk pergi kesini. Bahkan waktu saya berkunjungpun, saya melihat banyak orang asing antusias melihat Monas!
|
|
Kota Jakarta dari atas Monas
|
Sebenarnya
dulu banget sudah pernah ke Monas, sepertinya waktu zaman masih SMA. Tapi lain
dulu, lain sekarang, lift Monas
terasa lebih besar dan bersih (perasaan apa emang benar ya?) Dulu bayarnya
pakai uang cash, tapi sekarang kita
harus menggunakan kartu Bank DKI. Fyi,
harga tiket masuk sampai ke cawan Monas Rp. 5000, kalau sampai ke Puncak Monas
Rp. 15.000. Saya dan Will pastinya membeli tiket untuk sampai Puncak Monas donk!
Dari
monas, kami menunggu bus tingkat untuk menuju ke Jakarta Creative Hub. Bus
tingkat ini gratis dan kamu bisa naik ini buat keliling Jakarta untuk
mengunjungi wisata sejarah, kuliner, dan belanja. Tapi hati-hati jangan sampai salah
naik bus tingkatnya ya! Naik bus tingkat yang ada tulisannya “City Tour Jakarta”.
|
Rute Bus City Tour Jakarta |
Perhatikan rutenya,
karena bus tingkat datang dan pergi dari berbagai penjuru ibukota. Saya dan
Will langsung masuk, naik, dan duduk paling depan. Kami sangat menikmati pemandangan
sepanjang jalan dari atas Double Decker
Jakarta.
|
Welcome to Jakarta Creative Hub |
|
Cafe at Jakarta Creative Hub |
|
Pameran Batik "Sejauh Mata Memandang" Pameran kain batik karya Citra Subyakto, yang dua diantaranya adalah karya ibu-ibu dari Rusun Marunda. |
Kemudian
kami turun di Halte Plaza Indonesia, lalu
berjalan beberapa meter menuju Jakarta Creative Hub. Lokasinya terletak
di lantai 1 Gedung Graha Niaga Thamrin. Jakarta Creative Hub bisa digunakan
untuk tempat workshop, seminar, dan
pameran. Disini juga ada open library dan café (walaupun cafenya belum buka waktu
kami berkunjung kesana). Banyak mesin-mesin dan peralatan produksi yang belum
pernah saya jumpai. Dan yang paling saya ingat, di bagian belakang
terdapat co-office area sebanyak 12 ruangan untuk perusahaan start-up. Jika datang tepat waktu pk
11.00 dan 13.00 (kalau tidak berubah), ada walking
tour dari pihak Jakarta Creative Hub.
Tempat
ini memang biasanya menjadi langganan photoshoot
dengan tema-tema vintage. Dari foto
model, sweet seventeen, yearbook
sampai pre-wed semua bisa foto
disini. Zaman saya dulu foto yearbook
SMA, tempat ini pasti selalu menjadi salah satu alternatif tempat untuk photoshoot.
Sudah
agak lewat jam makan siang dan kami sudah (lumayan) lapar, jadi kami memutuskan
untuk makan siang di Historia Food and Bar. Tempatnya vintage dan cozy banget.
Makanannya juga enak dan Indonesia banget! Kami mencoba salah satu kuliner betawi yaitu Sayur Babanci. Sayur Babanci kini sudah langka karena sulitnya menemukan bahan dan rempah-rempahnya.
|
Interiornya klasik banget! |
|
Muralnya keren |
Di
wilayah Kota Tua ini banyak banget museumnya. Ada Museum Fatahillah, Museum
Bank Indonesia, Museum Wayang, Museum Bank Mandiri, Museum Seni Rupa &
Keramik. Belum sempat menjelajah ke semua museum-museum ini karena waktu yang
terbatas dan sore-sore biasanya museum sudah ditutup. Should we go back next time?
|
The Jakarta History Museum |
Karena
museum-museum sudah tutup, kami menikmati jalan sore di sekitar Kota Tua. Lalu
kami pergi ke Semasa Café. Dari berbagai coffee
shop yang menjamur di ibu kota, Semasa Café ini menyajikan berbagai macam
teh. Fyi, kalau kesini susah cari
parkirnya karena lokasinya di pinggir jalan. Jadi lebih baik naik transportasi
umum atau cari parkir yang agak jauh dan aman.
|
Sore-sore minum teh |
Hari
sudah semakin larut malam, kami memutuskan untuk pulang. Sebenarnya
masih ada beberapa tempat di Jakarta yang belum pernah kami kunjungi. Jakarta
itu luas sekali, jadi sepertinya 1-2 hari masih belum cukup untuk menjelajah
Jakarta. Saya masih penasaran banget mau explore Jakarta lagi. Mungkin ke Monas waktu malam hari dan melihat gemerlapnya kota
Jakarta, bagus juga kali ya?
1 komentar: