What's your dream job?
Era globalisasi membuat kita harus bisa beradaptasi dan bertransformasi. Saya ingin memiliki pekerjaan yang fleksibel, bisa dikerjakan di mana saja, dan memiliki kontribusi untuk bumi. Iya, bumi. Alasan sederhana karena cuma di sini tempat yang saya huni. There's no Planet B, kalau kata pepatah.
Pekerjaan ramah lingkungan atau green jobs menjadi opsi untuk meningkatkan ekonomi dan membuat lingkungan lebih lestari. Salah satunya adalah peluang kita sebagai anak muda untuk mengolah sampah.
Istilah Green Jobs diperkenalkan pertama kali oleh International Labour Organization (ILO), yang merupakan organisasi buruh dunia yang mendukung pentingnya pekerjaan yang berorientasi terhadap pelestarian lingkungan.
Pekerjaan Ramah Lingkungan
Anak muda zaman sekarang sungguh kreatif dan inovatif. Masih muda, tapi sudah punya usaha sendiri. Apalagi usaha yang sejalan dengan pola pikir green jobs. Pekerjaan dilakukan tidak hanya untuk kesejahteraan hidup, tapi juga untuk pelestarian lingkungan yang berkelanjutan. Green jobs memberikan peluang kerja anak muda untuk memproduksi barang/jasa yang ramah bagi lingkungan.
Green Jobs dilatarbelakangi oleh keadaan bumi yang sedang tidak baik-baik saja. Beberapa faktornya adalah perubahan iklim dan kerusakan sumber daya alam. Oleh karena itu, kita harus mampu bertransformasi karena green jobs menjadi sebuah kekuatan ekonomi yang baru.
Infografis: www.pinktravelogue.com |
Menurut International Labour Organization (ILO), ada beberapa aspek dalam pelaksanaan green jobs, yaitu; mengurangi konsumsi energi dan bahan baku (dematerialize economy), mengurangi pengeluaran emisi gas rumah kaca (decarbonize economy), mengurangi limbah sampah & polusi, serta perlindungan & perbaikan ekosistem.
Kategori green jobs mencakup pekerjaan yang berpotensi menjawab masalah perubahan iklim dan menjadi solusi untuk berbagai masalah lingkungan, antara lain; pengolahan limbah & daur ulang, transportasi umum, produksi pangan berkelanjutan, kehutanan berkelanjutan untuk mencegah deforestasi, suplai & efisiensi energi, serta pelestarian biodiversitas & ekosistem. Apakah kamu tertarik dari salah satu yang saya sebutkan?
Indonesia Lebih Bersih dari Sampah Plastik
Saya teringat waktu melakukan aksi bersih pantai, sampah plastik adalah sampah terbanyak di laut. Sampah botol plastik, mi instan, bungkus kopi, dan lain-lain menghiasi tepi pantai. Pengalaman yang sama juga saya temukan saat mendaki Gunung Merbabu, sampah plastik juga menjadi sampah terbanyak di sana.
Persoalan sampah plastik masih sangat besar di Indonesia. Timbunan sampah akan bertambah jika kita tidak memiliki kesadaran untuk menguranginya. Sampah plastik berpotensi terhadap pencemaran lingkungan.
Memang tak bisa dipungkiri bahwa kita tak bisa lepas dari satu benda bernama plastik. Apa yang bisa kita lakukan adalah mengurangi penggunaannya. Jika bisa mengolahnya, pasti akan lebih baik. Tak ada salahnya mencoba mengolah sampah menjadi rupiah.
Masyarakat Lombok mengolah sampah plastik. Sumber: goodnewsfromindonesia.id |
Sebagai contoh, masyarakat di Lombok, Nusa Tenggara Barat sudah mempraktikkan pengolahan sampah dengan baik, mulai dari mengumpulkan, memilah, dan menjualnya pada bank sampah. Masyarakat juga mendirikan komunitas daur ulang untuk mengolah sampah plastik agar pantai di sana tidak tercemar.
Menuju Indonesia yang lebih bersih dari sampah plastik, sebisa mungkin saya mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Membawa botol minum pribadi saat bepergian dan membawa tas belanja saat ke supermarket sudah saya lakukan. Saya juga tak lupa membawa kantong jaring untuk membawa sayur atau buah yang harus ditimbang. Hal ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Bagaimana dengan kamu?
Green Jobs: Peluang Kerja Anak Muda, Mengolah Sampah
Bagi saya, pekerjaan ramah lingkungan bisa dilakukan mulai dari hal kecil. Tahun ini, saya punya misi untuk mencoba membuat produk upcycle. Bahan pembuatan produknya adalah dari sampah rumah tangga seperti plastik bungkus mi instan, karton sereal, dan botol kaca dari sambal. Saya pikir, sampah punya kehidupan kedua jika kita bisa mengolahnya dengan baik.
Produk upcycle sedikit berbeda dengan recycle, namun memiliki tujuan yang sama, yaitu mengurangi volum sampah dan mengubah barang bekas menjadi lebih berguna. Produk upcycle memanfaatkan produk bekas yang ada (tanpa proses pengolahan bahan). Sedangkan recycle adalah satu tahapan lebih karena produk yang dihasilkan biasanya membutuhkan proses pengolahan seperti dicacah atau dilebur.
Produk recycle tatakan gelas. Sumber: plastikkembali.com Produk upcycle dan recycle memiliki keunggulan untuk dipasarkan. Hal ini merupakan peluang juga bagi kita sebagai anak muda untuk mendukung pekerjaan yang ramah lingkungan. Namun, jika kita tidak dapat mengolahnya, setidaknya kita bisa memilah dan mengirimkannya ke bank sampah untuk diolah. Small Act, Big Impact. Aksi kecil, berdampak besar. Koaksi Indonesia juga mendukung green jobs melalui kampanye di media sosial untuk membagikan cerita inisiatif energi terbarukan di kota maupun desa, serta mendukung partisipasi aktif komunitas dan perusahaan yang memiliki peluang kerja ramah lingkungan. Melalu blog ini, sayapun ingin berbagi pengalaman dan kontribusi dalam menjalankan green jobs. Yuk, kita wujudkan green jobs dan berkontribusi untuk bumi yang hijau dan bersih dari sampah. Salam lestari. |
0 komentar: