Perhelatan Pekan Olahraga Nasional Terbesar di Indonesia ke-20 tahun 2021 akan segera dilaksanakan. Saya senang sekali PON XX diadakan di Papua, karena ini adalah momentum yang sangat tepat untuk menunjukkan kepada dunia akan segala keindahan yang ada di Bumi Cendrawasih. PON XX Papua mendorong segala daya tarik dan potensi bak Mentari Harapan Baru dari Timur Indonesia.
Saya ingat waktu berkunjung ke salah satu rumah di Kampung Yoboi, Distrik Sentani. Kami disambut sangat hangat oleh mama dan disediakan makan yang banyak sampai perut sudah kenyang sekali. Saya rindu kembali ke Papua, menyingkap berbagai pesonanya yang tak ada di belahan dunia manapun.
Saat berada di Kampung Yoboi.
Papua sebagai tuan rumah PON XX tahun 2021 sudah melakukan persiapan baik meskipun di tengah pandemi, dari segi infrastruktur hingga kualitas atletnya untuk memberikan yang terbaik. Tentu dengan ada kegiatan olahraga skala nasional empat tahunan ini, adalah ajang unjuk gigi bagi Papua untuk dikenal luas oleh masyarakat Indonesia bahkan dunia dari berbagai industri.
Kenalkan Wisata Melalui Olahraga
Banyak destinasi wisata Papua yang masih ada dalam daftar perjalanan saya. Mungkin tak cukup hanya 2-3 kali berkunjung, selalu ada alasan untuk kembali. PON XX Papua tahun ini memang spesial dengan memadukan alam dan mengenalkan wisata melalui olahraga. Hal ini mendukung suasana pertandingan menjadi semakin menarik.
Kenalkan wisata eksotis melalui PON XX Papua.
Pesta olahraga terbesar di Indonesia ini, menggelar 37 cabang olahraga yang akan dipertandingkan di empat kabupaten yang menjadi tuan rumah, yaitu Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Merauke, dan Kabupaten Mimika. Lokasi pertandingan PON XX Papua bisa ko lihat juga di sini.
Cabang olahraga apa favoritmu?
"Ko sudah ke Raja Ampat?" kata teman saya waktu itu.
Kalau itu, saya juga ingin sekali ke Raja Ampat dan menyelami keindahan bawah lautnya yang mendapat predikat sebagai "5 Destinasi Selam Terbaik Dunia 2020" dari Dive Magazine, majalah selam asal Inggris. Tapi lebih dari itu, Papua memiliki segudang wisata alam dan budaya yang wajib dikunjungi.
Sebut saja antara lain; Taman Nasional Teluk Cendrawasih, Danau Love, Festival Lembah Baliem, Festival Ulat Sagu, Hutan Perempuan, Bukit Tungkuwiri, Bukit Jokowi, Pantai Hamadi, dan salah satu yang menjadi bucketlist saya adalah mengunjungi Taman Nasional Lorentz.
Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw mengatakan bahwa PON XX Papua diselenggarakan bersamaan dengan Festival Danau Sentani. Pelaksanaanya bertujuan agar wisatawan yang datang, tidak hanya datang untuk mengikuti atau mendukung pertandingan, tapi juga bisa menikmati wisata Papua mengingat secara geografis pelaksanaan PON pertama kali digelar di ujung Timur Indonesia.
Festival Danau Sentani
Pemerintah dan masyarakat juga sudah menyiapkan paket tur wisata seperti; wisata pantai, hutan, kuliner, kerajinan tangan. Pokoknya pulang-pulang ko bisa bawa kenangan. Biasanya di festival budaya seperti ini, para mama suka menjajakkan hasil kerajinan tangan, seperti; noken, produk olahan sagu, kopi, dan hasil hutan non kayu lainnya. Jika ko berkunjung, jangan lupa beli hasil tangan buatan mama ee!
Pertahankan Identitas, Lestarikan Alam dan Budaya
Papua memiliki hutan yang masih rapat tutupan hijaunya. Keberadaannya menjadi garda terakhir dan harapan dari Timur sebagai salah satu hutan hujan di dunia yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Bahkan pada tahun 2015, Papua Barat pernah dinobatkan sebagai Wilayah Konservasi Dunia.
Hutan Papua tak terlepas dari peran masyarakat setempat karena dari sana tradisi dan praktik menjaga hutan lahir. Mereka hidup berdampingan dengan alam dan mengambil secukupnya dari alam. Hutan Papua juga menjadi rumah bagi satwa endemik dan spesies burung unik seperti Kangpho dan Drawa, si maskot PON XX Papua.
Kangpho dan filosofi atributnya.
Kangpho diambil dari nama Kanguru Pohon Mantel Emas (Dendrolagus pulcherrimus). Banyak orang mengira kanguru hanya ada di Australia, tapi kanguru jenis ini ternyata hewan khas Papua lho! Seperti kanguru pada umumnya, kanguru pohon mantel emas juga memiliki kantung di perutnya. Uniknya kanguru ini banyak melakukan aktivitas di atas pohon dan ke tanah saat hendak mencari air minum.
PON XX Papua 2021 menjadi momentum untuk menunjukkan Identitas Papua kepada dunia yang menjadi harapan baru dari Timur Indonesia.
Pada tahun 2015, The International Union for Conservation of Nature (IUCN) menyatakan bahwa kanguru pohon mantel emas masuk dalam kategori kritis. Semoga dengan adanya Kangpho sebagai maskot PON XX Papua, bisa melindungi satwa endemik ini dari kepunahan.
Drawa dan filosofi atributnya.
Sedangkan Drawa merupakan nama burung sakral di Papua, yaitu Cendrawasih (Paradisaeidae raggiana). Indonesia memiliki 41 spesies cendrawasih dan 37 spesies diantaranya ada di Papua. Cendrawasih merupakan satwa dilindungi, namun kita bisa menikmati keindahannya melalui ekowisata Bird Watching yang dikelola secara lestari oleh masyarakat. Misalnya di Bird Watching Isio Hill's, kita bisa memantau burung cendrawasih dan juga berbagai jenis burung lainnya.
Maskot PON XX Papua 2021 didesain dengan atribut khas yang memiliki makna sportifitas, solidaritas, dan nasionalisme. Boneka maskot Kangpho dan Drawa akan diberikan untuk para atlet dan bisa menjadi buah tangan untuk para tamu.
Bersama Papua Jungle Chef, kaka Chato.
Selain satwa endemik, hutan papua menyimpan bahan pokoknya. Pernah ko datang ke restoran tengah hutan? Semua media masak dan bahan makanannya berasal dari alam. Saat sa tiba di Ungkea Jungle Resto, kaka Chato (Charles Toto) menyambut kami dengan memberikan teh hangat dengan cangkir yang terbuat dari batok kelapa. Kaka Chato, Papua Jungle Chef yang membawa nama Papua di kancah internasional. Beliau pernah ke Italia untuk memperkenalkan sagu sebagai identitas orang Papua.
Sagu bukan hal baru tapi masyarakat harus tahu bahwa sagu adalah komoditi yang sangat penting bagi Papua.
Begitu banyak olahan sagu yang menjadi bahan utama kuliner Papua. Misalnya Papeda, Sagu Sep yang seperti pizza, dan lain-lain. Konon sagu menjadi salah makanan atlet untuk menambah stamina lho! Berdasarkan studi yang dipublikasikan pada jurnal PubMed terhadap delapan atlet sepeda, para responden yang menyantap bubur sagu setelah berolahraga selama 15 menit, mengalami peningkatan performa 4% pada sesi berikutnya.
Bibit Unggul Harumkan Indonesia
Papua melahirkan anak-anak cerdas dari berbagai bidang. Tak hanya memiliki Sumber Daya Alam yang melimpah, Papua juga memiliki Sumber Daya Manusia yang berpotensi. Papa saya seorang dosen dan pernah mengajar anak-anak Papua untuk mengikuti olimpiade sains di Jerman.
Sa bisa bilang orang Papua pu hati baik sekali. Sa ingat waktu itu papa kehilangan ade saat mengajar, murid-muridnya samua datang melayat. Padahal belum kenal lama, tapi dorang su anggap sa pu papa seperti keluarga.
Papa bersama anak-anak Papua
Papua melahirkan bibit unggul yang mengharumkan nama Indonesia, seperti; Michael Jakarimilena, yang menyuarakan Papua dan Indonesia lewat suara emasnya. Belum lama, kaka Michael merilis albumnya dengan lagu Sajojo di Amerika Serikat. Lalu, Olvah Alhamid menjadi 5 Besar Puteri Indonesia Papua Barat 2015 dan menjadi perwakilan Indonesia dalam ajang Miss Eco Universe 2016 di Mesir.
Tak terkecuali, Papua juga melahirkan atlet-atlet berprestasi yang sudah megharumkan nama Indonesia di kancah dunia. Sebut saja; Raema Lisa Rumbewas, seorang atlet angkat besi yang sudah mencetak banyak prestasi dengan meraih medali perak di Olimpiade Sydney 2000, medali perak di Olimpiade Athena 2004, medali perak di Kejuaran Dunia Angkat Besi di Republik Dominika pada tahun 2006. Nah ternyata darah atlet kaka Lisa berasal dari papanya yang seorang binaragawan dan ibunya yang juga seorang atlet angkat besi.
Para atlet kebanggan Papua kini siap berlaga di PON XX Papua pada 2-15 Oktober 2021 mendatang. Vaksinasi menjadi syarat wajib bagi seluruh atlet dan individu yang terlibat. Waktunya Papua bersinar bagai mentari dari Timur untuk menjadi yang terbaik, siap berkompetisi secara sehat dan berprestasi.
PON XX Bangkitkan Sarana dan Infrastruktur di Papua
Sebagai simbol wadah pemersatu, pembangunan infrastruktur dilakukan pada Stadion Lukas Enembe yang terletak di Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur Jayapura dengan latar Pegunungan Cyclops di bagian utara dan Danau Sentani di bagian selatan. Desain stadion bagian depan terinspirasi dari motif khas Papua lho!
Stadion Lukas Enembe memiliki lapangan dengan standar internasional FIFA dan lintasan atletik bersertifikasi IAP merupakan stadion termegah ke-2 di Indonesia setelah Stadion Gelora Bung Karno di Jakarta. Selain itu, stadion ini juga masuk dalam Nominasi Stadion Terbaik Dunia 2019 yang diselenggarakan oleh media online Polandia, StadiumDB.com.
Stadion Lukas Enembe bernuansa alam, akan menjadi venue opening dan closing ceremony PON XX Papua. Sumber foto: Presiden Joko Widodo
Stadion Lukas Enembe yang megah berkelas dunia.
Salah satu venue yang juga membuat saya terpukau adalah venue aquatic yang terletak di Istora Papua Bangkit. Terlihat kolam renang terbuka dengan pemandangan hijau bukit nan elok. Selain itu, Field of Play (FOP) arena aquatic sudah memperoleh sertifikat dari Federasi Renang Internasional (FINA) dan telah memenuhi standar Olimpiade.
Tak hanya itu, Istora Papua Bangkit mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) untuk 3 kategori, yaitu Struktur Atap Baja Lengkung dengan Bentang Terpanjang, Atap Dome Terluas Tanpa Baut, dan Instalasi Textile Duct dengan Ring Internal Terpanjang. Wow!
Selain pembangunan venue, ada pembangunan enam rumah susun untuk wisma atlet di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, dan Kabupaten Merauke. Untuk mendukung mobilitas transportasi juga telah diselesaikan pembangunan Jalan Telaga Ria–Khalkote–Dapur Papua sepanjang 5,16 km, serta peningkatan Jalan Merauke–Kuprik–Tanah Miring sepanjang 7,36 km untuk mendukung kegiatan cabang olahraga balap motor.
Kementerian perhubungan juga akan menyediakan 428 bis untuk mobilitas para atlet, panitia, dan official crew. Setelah PON berakhir nanti, bis akan digunakan untuk angkutan umum/angkutan perintis yang mendukung transportasi serta distribusi logistik di Papua.
Semoga dengan pembangunan infrastruktur ini dapat mendongkrak perekonomian dan kelak stadion ini bisa menjadi tuan rumah olimpiade, setuju to? Sa punya harapan besar untuk Papua dalam PON XX Papua. Semoga banyak potensi terkuak dari masyarakat Papua, semakin banyak orang bangga dan sayang Papua.
Sesuai dengan logo PON XX Papua 2021 yang menyimpan makna mendalam untuk menggali prestasi, sportifitas, dan solidaritas, berpadu dengan simbol kekayaan alam di Papua, PON XX Papua diharapkan juga mampu memajukkan industri pariwisata berkelanjutan.
PON XX Papua su siap menyambut para atlet dan wisatawan, ko siap? Mari kitong dukung bersama dan kobarkan semangat sportifitas di PON XX Papua 2021. Torang Bisa!
Jangan lupa ikuti perkembangan PON XX Papua 2021 di media sosial:
Selama lima hari di Papua, saya dan kawan-kawan dari Econusa menginap di Hotel Horison Jayapura. Hotel yang cukup nyaman dan strategis menurut saya, karena ternyata lokasinya berdekatan dengan pasar malam, dimana para mama menjual noken dan hasil panen.
‘Absen’ Setiap Hari di Hotel Horison Jayapura
Begitu kami tiba di Hotel Horison Jayapura, kami harus melewati bilik strerilisasi untuk masuk. Saya menginap di lantai tiga. Kamarnya cukup luas dengan fasilitas yang lengkap, seperti; TV, kulkas, AC, Wifi, dan air mineral. Ada juga meja yang cukup besar dan bangku yang empuk, cocok untuk saya yang suka bekerja dengan laptop.
Kamar mandi dilengkapi dengan bathub dan toiletries lengkap. Saya suka kamar dengan jendela besar dan tirai panjang seperti ini. Saya buka sedikit celah gorden agar matahari bisa membangunkan saya saat pagi hari.
Deluxe Room with Large Window.
Kamar yang Rapi dan Bersih.
Setiap hari, kartu kamar kami harus 'absen'. Pantesan saya bingung, kok gak bisa akses kamar sendiri saat siang hari kembali ke kamar hotel. Ternyata demi keamanan, setiap hari kartu kamar hotel harus diserahkan ke resepsionis untuk absen. Kartu tersebut dipindai oleh resepsionis untuk kemudian kita gunakan lagi.
Suasana Restoran Hotel Horison Jayapura.
Dekorasi Burung Cenderawasih dan Tifa di Area Restoran.
Menu sarapannya sungguh sangat beragam, jadi gak bosan selama lima hari makan di sini. Sepenglihatan saya, menu papeda dan ikan selalu tersedia. Area makan luas dengan tetap menerapkan physical distancing. Hal yang saya suka, ada dekorasi nuansa Papua menghiasi area makan ini, seperti pajangan burung cenderawasih dan alat musik tifa. Walaupun di hotel, nuansa budaya Papua sangat terasa.
Beragam Menu Sarapan.
Lokasi Hotel Horison Jayapura sangat strategis. Tepat di sebelah hotel, ada toko roti yang menjual aneka roti enak dan beragam, namanya Hoshi Bakery Jayapura. Selain itu, di sekitar hotelpun banyak tempat makan warga lokal, Restoran Rumah Laut, Mal Jayapura, dan ada gereja yang menghadap ke laut.
Jalan Kaki ke Pasar Mama
Tujuan utama kami ke sana, memang ingin membeli noken. Noken adalah tas anyaman asli Papua. Tahu gak sih kalau Noken masuk dalam kategori warisan budaya tak benda UNESCO lho! Kami menuju salah seorang mama yang menjual noken. Saya membeli sebuah noken yang bisa diselempang seharga Rp100.000. Mungkin kamu akan berpikir, “Eh tas begini saja kok Rp100.000?”
Tak hanya strategis karena dekat tempat kuliner, Hotel Horison Jayapura juga dekat dengan Pasar Mama. Terkenal dengan nama Pasar Mama, karena sebagian besar para mama menjual noken dan hasil panen, seperti; ikan, sayur-sayuran, hingga buah-buahan. Pasar Mama buka menjelang malam hari. Tak jauh lokasinya dari Hotel Horison Jayapura tadi, kami hanya berjalan kaki kira-kira 5-10 menit.
Perkenalkan namanya mama Albertina dari Distrik Paniai. Beliau menjual noken-noken ini. Noken buatan mama Albertina sangat rapi dan lebih rapat. Noken dibuat dari alam. Kata mama Albertina, beliau membuatnya dari serat kayu melinjo. Sambil bercerita, mama Albertina memperagakan cara membuat noken dengan cara dipintal di atas pahanya lalu dianyam.
Saya merekomendasikan teman-teman membeli noken di sini karena terlihat lebih rapat dibanding yang saya lihat di tempat lain. Kami datang dua kali ke Pasar Mama, karena setelah melihat noken di tempat lain, noken buatan mama Albertina lebih rapi. Beliau tampak sumringah dengan kedatangan kami (kembali).
Harga noken bervariasi tergantung ukurannya. Bagi masyarakat Papua, noken juga digunakan untuk membawa sayur, umbi, bahkan menggendong bayi. Kebayang gak betapa kuatnya tas noken itu? Saya lihat sebagian besar orang Papua menggunakan Noken saat bepergian. Bangga banget ya! Kalau kamu tertarik, bisa pesan noken ke mama Albertina ya (Nomor handphone-nya 0822 3841 4172). Harga noken memang agak mahal karena handmade, handmade with love.
Membeli Sayur dan Buah di Pasar Mama.
Jika teman-teman menginap di Hotel Horison Jayapura, jangan lupa mampir ke Pasar Mama. Mereka pasti akan senang jika kita ajak ngobrol dan membeli buah tangan dari sana. Oya, Hotel Horison tidak hanya ada di Jayapura, tapi juga ada di wilayah Kotaraja, Abepura, dan di dekat Bandara Sentani dengan nama Hotel Horison Express (Horex).
Overall, saya puas menginap di Hotel Horison Jayapura. Para staf hotel ramah dan sangat membantu. Lokasinya strategis, dekat dengan Pasar Mama, dan tempat makan. Dengan sertifikat Clean, Health, Safety, Environment (CHSE) yang memenuhi protokol kebersihan dari dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) membuat saya lebih nyaman menginap di sini.
Hello! I’m Irene from Indonesia. Thank you for visiting my blog. Basicly I’m graduated from Bachelor of Graphic Design. But in my quarter century, I started to write my journey through my personal blog. Read more about me here.
0 komentar: